Macam-Macam Kepemimpinan, Tujuan, Tipe, Klasifikasi, dan Fungsi
1. Macam-Macam Kepemimpinan
Macam-macam kepemimpinan banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
Lippite dan Whyte
- Kepemimpinan otokrasi: Ketentuan dibuat oleh pimpinan, tingkah laku dari kegiatan kelompok diputuskan oleh pimpinan, pimpinan selalu memberikan tugas pada setiap anggota, pimpinan dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota.
 - Kepemimpinan demokratis: Segala kegiatan kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama, anggota bebas bekerja dengan siapa saja, pimpinan memuji dan mencela anggota secara obyektif, pimpinan berusaha, bersikap, dan berbuat seperti anggota.
 - Kepemimpinan liberal: Pimpinan jarang ikut campur dalam kegiatan anggota, pimpinan menyiapkan kebutuhan bagi anggota, pembagian tugas dan kerja sama diserahkan anggota, pimpinan tidak memberikan komentar selama kelompok melaksanakan kegiatan, kecuali diminta pendapatnya.
 
Max Weber
- Kepemimpinan kharismatik: Kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya.
 - Kepemimpinan tradisional: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada masyarakat.
 - Kepemimpinan rasional legal: Bentuk kepemimpinan yang diangkat atas dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan penunjukan langsung.
 
W.C. Whyte
- Kepemimpinan operasional: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar banyaknya inisiatif atau aktivitas yang dilaksanakannya.
 - Kepemimpinan popularitas: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar kepopuleran (banyaknya menerima pilihan) dari pemilihnya.
 - Kepemimpinan talent: Bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
 - Kepemimpinan perwakilan: Bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok.
 
Lingrend
- Kepemimpinan parental: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersikap sebagai keluarga.
 - Kepemimpinan expert: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan kecakapan atau keahlian yang dimiliki seseorang.
 - Kepemimpinan artist: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat berdasarkan atas keterkenalan individu pada lingkungannya.
 - Kepemimpinan manipulator: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan pendukung untuk kepentingan pribadi.
 
Keit Davis
- Kepemimpinan positif: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah, tapi juga memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk melaksanakan.
 - Kepemimpinan negatif: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk mengancam atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka.
 
Erich Fromm
- Kepemimpinan menerima: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya bersedia menerima segala sesuatu dari luar ketika menjalankan tugasnya.
 - Kepemimpinan menyerang atau menggunakan: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan segala sesuatu dari luar dirinya sebagai miliknya sendiri ketika menjalankan tugasnya.
 - Kepemimpinan menimbun: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya tidak bersedia menerima hal-hal dari luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya sendiri walaupun sering kali pendapatnya diambil dari luar dirinya sesuai dengan kepentingannya.
 - Kepemimpinan memasarkan: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya merasa bahwa dirinya sebagai orang yang serba pandai atau tahu dan ia cenderung memimpin dengan imbalan yang memadai.
 - Kepemimpinan produktif: Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya sadar akan kemampuan dirinya dan menggunakan kemampuannya untuk mendorong anggota sehingga tiap-tiap anggota menjadi produktif.
 
2. Tujuan Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai penekanan yang sama yaitu arah dan tujuan bagi organisasi. Kepemimpinan lebih banyak berfokus menciptakan visi ke depan bagi organisasi dan mengembangkan strategi jauh ke depan tentang perubahan-perubahan yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi tersebut bagi organisasi.
Kepemimpinan lebih banyak memandang pada horizon yang luas (keeping eye on the horizon) dan menekankan hasil-hasil jangka panjang (long term result) (Kotter, 1996).
Visi merupakan sebuah gambaran dari ambisi, bentuk impian yang diinginkan bagi organisasi. Sebagai contoh, Motorola mempunyai visi sederhana “untuk menjadi perusahaan utama di dunia”. Menurut majalah Fortune, ciri-ciri yang muncul dari “100 perusahaan terkemuka di Amerika” adalah mempunyai seorang pemimpin yang tangguh, visioner, dan memiliki tujuan yang jelas dalam meningkatkan nilai pemegang saham (shareholder).
Di Medtronic, pemimpin perusahaan menekankan visi pada “mengembalikan pasien pada kehidupan yang menyeluruh”.
Tujuan kepemimpinan meliputi:
- Tujuan organisasi: Memajukan organisasi yang bersangkutan dan menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional organisasi yang ada.
 - Tujuan kelompok: Menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
 - Tujuan pribadi anggota kelompok: Memberi pengajaran, pelatihan, penyuluhan, dan konsultasi bagi tiap anggota kelompok sehingga anggota kelompok dapat mengembangkan pribadinya.
 - Tujuan pribadi pemimpin: Memberi kesempatan pada pimpinan berkembang dalam tugasnya, seperti mempengaruhi, memberi nasihat, dan sebagainya.
 
3. Tipe Kepemimpinan
Para ahli filsafat dan ahli teori sosial telah berusaha untuk menyimpulkan pandangannya dengan mengajukan bermacam-macam tipologi kepemimpinan.
Plato dalam The Republic
Plato mengajukan tiga tipe kepemimpinan, yaitu:
- Ahli filsafat, yakni negarawan yang memerintah republik dengan penalaran dan keadilan.
 - Militer, yaitu pemimpin yang berfungsi untuk mempertahankan negara dan sebagai pelaksana kebijaksanaan.
 - Pedagang, yakni pemimpin yang menyediakan kebutuhan material penduduk.
 
Conway
Conway membagi tiga tipe kepemimpinan masyarakat sebagai berikut:
- Crowd-compller, yaitu tipe pemimpin yang membakar semangat para pengikut dengan pandangan-pandangannya.
 - Crowd-exponent, yaitu pemimpin yang merasakan dan mengekspresikan apa yang menjadi keinginan masyarakat.
 - Crowd-representative, yaitu tipe pemimpin yang hanya dengan bermodalkan suaranya saja dapat membentuk pendapat dari rakyatnya.
 
Pembagian dari Conway tersebut di atas dipengaruhi oleh Le Bon (1897) yang menggambarkan pemimpin masyarakat sebagai manusia pelaksana (man of action) yang sangat meyakinkan, memiliki keyakinan sangat kuat, menolak semua penalaran dari luar diri, serta memaksa massa untuk mengikutinya.
Actuanting
Actuanting berarti menggerakan untuk bekerja. Actuanting ini dapat berupa kepemimpinan (leadership), perintah, instruksi, komunikasi, nasihat (counseling), perundingan-perundingan, pengawasan, mengetahui dan memenuhi keinginan-keinginan dari pekerja perorangan, mengusahakan adanya serta mempertahankan hubungan-hubungan antara anggota kelompok, serta menjalankan manajemen partisipatif.
Kepemimpinan menunjukkan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi, atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain.
Dalam pengertian umum, kepemimpinan menunjukkan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi, atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui suatu karya, seperti buku, lukisan, dan sebagainya, atau melalui kontak pribadi antara seseorang dengan orang lain secara tatap muka (face to face).
Kepemimpinan melalui karangan atau ciptaan yang dituangkan dalam bentuk buku atau lukisan dapat dikatakan sebagai kepemimpinan yang tidak langsung, karena sang pemimpin dalam usaha mempengaruhinya tidak seketika pada saat ia melakukan kegiatan. Pemimpin-pemimpin jenis ini adalah para ilmuwan, seniman, atau sastrawan yang hasil karyanya atau ide-idenya dapat mempengaruhi orang lain.
Kepemimpinan yang bersifat tatap muka berlangsung melalui kata-kata secara lisan. Kepemimpinan jenis ini bersifat langsung, karena sang pemimpin dalam usahanya mempengaruhi orang lain, bergiat langsung kepada sasarannya. Oleh karena bertatap muka, ia mengetahui seketika hasil kegiatannya itu. Berkenaan dengan berkembangnya teknologi seperti radio dan televisi, kegiatan kepemimpinan melalui kata-kata lisan ini dapat lebih efektif dengan memperoleh sasaran yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan bila hanya berhadapan muka.
Keberhasilan seorang pemimpin banyak bergantung dari keberhasilan dalam kegiatan komunikasi. Seseorang tidak mungkin menjadi pemimpin tanpa memiliki pengikut. Semakin tinggi kedudukannya sebagai pemimpin, maka semakin banyak pula pengikutnya. Akan tetapi, tidak mungkin ia dapat menaiki anak tangga kepemimpinannya tanpa kemampuan membina hubungan komunikatif dengan pengikut-pengikutnya dan calon pengikut-pengikutnya. Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin akan nampak dalam suatu pola yang menggambarkan tipe kepemimpinan seseorang. Proses hubungan antara seseorang yang memimpin dengan seseorang yang dipimpin juga akan nampak dalam pribadi seorang pemimpin.
Teori Aliran Behaviorisme
Berdasarkan teori aliran Behaviorisme, titik perhatian kepemimpinan adalah pada kegiatan kelompok, interaksi, dan kepuasan anggota. Teori ini sebenarnya mengarah pada bentuk organisasi yang formal. Atas dasar inilah maka timbul beberapa tipe kepemimpinan, yaitu:
a. Otoriter (Dominator)
b. Persuatif (Crowd Crouser)
c. Demokratis (Group Developer)
d. Intelektual (Eminent Man)
e. Eksekutif (Administrator)
f. Representatif (Spokesman)
Tipe kepemimpinan otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya, dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaga ini akan diproyeksikan dalam cara ia memerintah kepada bawahannya agar tugas tersebut dapat tercapai dengan baik. Dalam hal ini, bawahan hanyalah dianggap sebagai mesin yang dapat digerakkan sesuai dengan kehendak pimpinan. Inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tidak pernah diperhatikan.
Jika seorang guru di kelas melaksanakan tipe kepemimpinan ini maka jelas muridnya akan menjadi pasif dan kehilangan inisiatif, serta guru dianggap selalu paling benar.
Kepemimpinan secara otoriter artinya pemimpin menganggap organisasi sebagai milik sendiri. Ia bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai bawahan serta alat. Cara menggerakan para anggota organisasi dilakukan dengan unsur-unsur paksaan dan ancaman pidana. Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasan serta tidak boleh membantah, karena pemimpin semacam ini tidak mau menerima kritik, saran, maupun pendapat.
Rapat-rapat atau musyawarah tidak dikehendaki. Berkumpul hanya untuk menyampaikan instruksi atau perintah. Pemimpin semacam ini hanya menggantungkan kekuasaannya atas pengangkatan formalnya dan semua tindakannya tidak boleh diganggu gugat. Kekuasaan yang kuat ini mudah menimbulkan sikap menyerah tanpa syarat. Akibatnya, para anggota kelompok cenderung mengabaikan perintah atau tugas.
Tipe kepemimpinan demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu pada hubungan. Seorang pemimpin dalam tipe ini selalu mengadakan hubungan dengan yang dipimpinnya. Segala kebijaksanaan pemimpin merupakan hasil musyawarah atau kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah untuk mendapatkan informasi yang juga berguna bagi pembuatan kebijaksanaan selanjutnya.
Meskipun tipe kepemimpinan demokratis memiliki kesamaan dengan tipe kepemimpinan laissez faire, keduanya tetap berbeda. Dalam kepemimpinan laissez faire, terdapat kebebasan yang tak ada batasnya, sedangkan pada tipe kepemimpinan demokratis tetap ada keterikatan antara yang dipimpin dengan pemimpin guna mencapai tujuan organisasi.
Dewasa ini populer teori yang membagi tipe kepemimpinan berdasarkan demokratik dan otokratik. Sebenarnya otokratik disebut juga orientasi tugas atau struktur, sedangkan demokratik disebut juga orientasi manusia.
Berdasarkan pembagian tipe kepemimpinan ini, sebenarnya yang dipersoalkan adalah cara-cara dan gaya kepemimpinan. Karena pada dasarnya, tiap pemimpin dalam mencapai tujuannya memiliki kekhasan sendiri, apakah ia akan lebih memperhatikan kepentingan pengikutnya, pemanfaatan interaksi, kegunaan instrumen, atau karisma dan kewibawaan.
Dalam hal ini, akan kembali pada pandangan hidup dan cara penyelesaian masalah sebagai variabel lain yang perlu diperhatikan, termasuk siapa dan apa yang harus dipimpin. Misalnya, kelompok kecil, perusahaan, militer, dan sebagainya.
Pimpinan birokrasi akan lebih mengutamakan loyalitas kedudukan dan alasan rasional, sedangkan pimpinan yang memiliki kharisma akan lebih banyak mengandalkan pengikut yang setia serta sering mempergunakan pengawal-pengawal yang mempercayainya.
4. Klasifikasi Pemimpin
Pemimpin dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa prinsip. Sebagai kriteria dalam prinsip ini digunakan hubungan atau komunikasi dengan bawahannya. Pemimpin dapat dikategorikan berdasarkan tipe kepemimpinan sebagai berikut:
- Pemimpin yang persuatif, yaitu pemimpin yang mengadakan hubungan yang erat dengan bawahannya.
 - Pemimpin yang dominan, yaitu hubungan dengan bawahannya terbatas dan hanya dilakukan jika ada problema-problema.
 - Pemimpin institusional, atau disebut juga heads, yaitu pemimpin yang kepemimpinannya banyak didelegasikan pada para eksekutif.
 - Pemimpin cerdik pandai, yaitu pemimpin yang pengaruhnya sangat besar dan dapat mempengaruhi rakyat sekalipun ia sudah meninggal.
 
Berdasarkan perkembangannya, pemimpin dapat diklasifikasikan menjadi:
- Pemimpin yang berdasarkan kemampuan sendiri, yaitu ia memperoleh kedudukannya berdasarkan prestasi dan penonjolan dirinya.
 - Pemimpin yang lahir dari kelompok dan dipilih oleh kelompok itu sendiri.
 - Pemimpin karena jabatan atau kepala, yaitu ia memiliki suatu posisi dalam peranan yang cukup besar untuk menggunakan wewenangnya.
 
Menurut Floyed D. Ruch
Floyed D. Ruch mengemukakan tiga pembagian besar mengenai tugas dan fungsi seorang pemimpin dalam kelompok, yaitu:
- 
Menentukan struktur dari suatu situasi tertentu (structuring the situation), yaitu:
a. Menjelaskan hal-hal yang sulit kepada para anggota.
b. Membedakan hal-hal atas dasar urutan kepentingannya (order of priority).
c. Memusatkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai.
d. Membantu para anggota untuk mencapai kebutuhan masing-masing dalam rangka kerja kelompok.
e. Membantu para anggota untuk mencapai kebutuhan masing-masing dalam rangka kerja kelompok.
f. Menyelesaikan konflik antar anggota atas dasar kerangka pemikiran tertentu (frame of reference).
g. Mengusahakan agar para anggota memiliki kerangka pemikiran tertentu.
h. Mengatasi perasaan tidak aman dan ragu-ragu yang ada di antara anggota dengan jalan menunjukkan perspektif waktu. - 
Mengadakan pengawasan atas perilaku para anggota dalam kelompok, yang dilakukan dengan cara:
a. Mengatasi penyimpangan atau penyelewengan para anggota.
b. Memberikan hadiah atau hukuman bilamana dipandang perlu.
c. Menjaga penyalahgunaan kepentingan kelompok oleh individu-individu tertentu dan juga sebaliknya. - 
Menjadi juru bicara kelompok ke pihak luar, seperti dengan jalan:
a. Menyatakan dan menerangkan kebutuhan kelompok kepada dunia luar, antara lain mengenai sikap, pengharapan, dan kekhawatiran dari kelompoknya.
b. Pendek kata, berbicara keluar untuk kepentingan dan atas nama kelompoknya. 
Menurut David Krech dan R. Crutchfield
David Krech dan R. Crutchfield mengemukakan fungsi yang mungkin dipegang oleh seorang pemimpin kelompok, yaitu sebagai:
- Pelaksana, artinya melaksanakan apa yang diputuskan atau dimintakan oleh kelompok.
 - Perencana, maksudnya hanya membuat rencana saja, yang pelaksanaannya diserahkan kepada para anggota.
 - Pembuat kebijakan, yaitu hanya membuat kebijakan tertentu saja yang digariskan untuk diikuti kelompok.
 - Sebagai ahli, yaitu dia sendiri atau bertindak sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam menggarap sesuatu dalam kelompok.
 - Wakil kelompok ke luar, maksudnya hanya mewakili kelompok saja untuk hal-hal yang perlu diselesaikan dengan pihak luar.
 - Pengawas hubungan dalam kelompok, yaitu mengawasi atau mengamati jalannya interaksi antar anggota kalau-kalau ada masalah.
 - Pemberi hadiah atau hukuman, artinya hanya bertindak memberikan hadiah atau pujian bagi seorang anggota yang dianggap baik, atau hukuman seperti teguran kalau ada anggota yang tidak baik atau melakukan
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar