BAB-I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Kehadiran
TNI melalui posisi dan perannya, senantiasa dihadapkan pada tantangan dan
permasalahan bangsa, sehingga dalam dinamikanya bukan saja keberhasilan yang
mampu diraih, melainkan sering memunculkan ekses yang pada gilirannya menerpa
citra TNI. Selain itu perkembangan
lingkungan strategis dan globalisasi, khususnya kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi yang mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat dapat merubah kehidupan berpolitik dengan
mengabaikan Pancasila dan berkiblat pada liberalisme, demikian pula ekonomi,
sosial budaya dan Hankam, sehingga dapat merubah pola pikir dan pola tindak
masyarakat yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Untuk itu perlu dicermati berbagai
perubahan yang akan berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan sosial
masyarakat.
b. Reformasi
merupakan tantangan bagi TNI dan rekonseptualisasi peran TNI menjadi tuntutan
yang tidak bisa ditunda lagi. Hal ini
bertujuan agar TNI sebagai institusi yang bertanggung jawab dibidang Hankam
dapat meredefinisi, reposisi dan mereaktualisasi perannya sebagai wujud
reformasi dari perkembangan kehidupan sosial masyarakat saat ini dan dimasa
depan. Karena itu dituntut
Peran TNI tidak hanya mengarah pada profesionalisme semata, tetapi harus dapat
disumbangkan untuk pembangunan bangsa guna mencapai tujuan Nasional, sehingga
perlu dibarengi dengan pengembangan organisasi, peralatan dan piranti lunak
serta peningkatan kualitas SDM Guna menghadapi perkembangan kehidupan sosial
masyarakat, oleh karena itu perlu peningkatan kualitas Aparat Kowil.
2.
Maksud dan Tujuan.
a. Maksud. Tulisan ini dimaksudkan untuk
menyampaikan sumbangan pemikiran kepada Pimpinan TNI AD, untuk meningkatkan
kualitas Aparat Kowil guna menghadapi
perkembangan kehidupan sosial masyarakat di masa depan.
b. Tujuan. Tulisan ini bertujuan agar
dapat dijadikan suatu pedoman dalam pengambilan kebijaksanaan Pimpinan TNI AD,
guna peningkatan kualitas Aparat Kowil menghadapi perkembangan kehidupan sosial masyarakat di
masa depan.
3. Ruang
Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup tulisan ini membahas tentang
perkembangan kondisi sosial masyarakat
dan kondisi aktual masyarakat masa kini yang disusun dengan tata urut
sebagai berikut :
a.
Pendahuluan.
b. Latar
Belakang Pemikiran.
c. Faktor
– faktor yang Berpengaruh.
d. Konsepsi
peningkatan kualitas Aparat Kowil.
e. Penutup.
4. Pendekatan
dan Metode. Penulisan ini menggunakan pendekatan
dan metode Deskriptif analisis pragmatis berdasarkan studi kepustakaan dan
pengamatan subyektif terhadap Aparat Komando Kewilayahan di lapangan.
5.
Pengertian.
a. Aparat
Kowil. Adalah aparat pertahanan keamanan yang
menjalankan dan memelihara organisasinya atas
suatu wilayah tertentu dengan
segala isinya, sehingga menjadi kekuatan yang tangguh demi penyelenggaraan
Hankam.
b. Kualitas
Aparat Kowil. Adalah
tingkat kemampuan profesional dalam melaksanakan tugas sebagai Pelaksana
Pembina Teritorial .
c. Pembinaan
Teritorial. Adalah
segala kegiatan, usaha yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan,
pengembangan dan pengendalian
potensi wilayah dengan segenap aspeknya dalam rangka menjadikan sebagai RAK
Juang guna kepentingan Pertahanan Keamanan.
d. Globalisasi. Adalah suatu keadaan dimana upaya
dan kegiatan tidak lagi mengenal
batas-batas negara.
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
6. Umum. Era globalisasi telah melanda seluruh
negara di dunia, hal ini nampak dari pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang komunikasi dan informasi. Dampak globalisasi juga telah melanda
masyarakat Indonesia, mengakibatkan
batas-batas politik, ekonomi dan sosial budaya antar bangsa semakin transparan,
dimana sifat individualisme semakin menonjol dan cenderung berkembang ke arah
materialistis, perubahan corak kehidupan tersebut dapat berpengaruh negatif
terhadap perkembangan nilai-nilai sosial budaya dan kondisi sosial masyarakat
baik dirasakan saat ini maupun di masa depan bangsa.
7. Landasan Pemikiran
a. Pancasila. Sebagai ideologi terbuka, nilai-nilai yang
terkandung dalam kelima sila Pancasila mencerminkan norma yang berlaku dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Secara tehnis, norma yang digunakan seringkali berubah-ubah sesuai
dengan era dan perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi. Pancasila
merupakan tampilan filosofis dan pencerminan sikap hidup bangsa Indonesia yang
digunakan oleh TNI sebagai landasan dalam membina kemampuan prajurit selaku
komponen inti dalam menghadapi perkembangan nilai-nilai sosial budaya dan
kondisi sosial masyarakat.
b. Undang-Undang
Dasar 1945. Alinea ke empat Pembukaan UUD 1945 dan pasal 30 UUD
1945 (ayat 1) menyatakan bahwa dalam melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah
Indonesia, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Artinya kepada setiap warga Negara dituntut
untuk ikut aktif dan berpartisipasi dalam mempertahankan kedaulatan negara,
manakala negara sedang terancam baik yang datang dari dalam maupun yang datang
dari luar negeri. Oleh karena itu sudah
sepantasnyalah TNI, baik sebagai warga negara maupun sebagai penanggung jawab
pertahanan negara, mencurahkan pikiran dan tindakan untuk membenahi fungsi
pertahanan negara. Hal tersebut tidak
dapat dilakukan oleh TNI sendiri tetapi perlu mendapat partisipasi dari pihak
lain sehingga dalam mewujudkan peningkatan profesionalisme TNI dapat berjalan
sesuai dengan arah dan tujuan untuk mempertahankan kedaulatan Negara Republik
Indonesia.
c. Ketetapan
MPR RI. Dalam ketetapan
MPR RI (TAP MPR RI NO VI/MPR/2000, Tanggal 18 Agustus 2000) Bab I, pasal
jatidiri TNI disebutkan bahwa TNI wajib memiliki kemampuan dan keterampilan
secara profesional sesuai dengan peran dan fungsinya. Dalam melaksanakan
kewajiban untuk melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap
perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang merupakan ancaman serius dimasa
datang, TNI mendasarkan profesionalismenya kepada ketetapan MPR. Berbagai upaya yang dilakukan seperti
reposisi, redefinisi dan reaktualisasi oleh TNI sejalan dengan perubahan nilai
dan noma yang bekembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
d. Wawasan
Nusantara. Wawasan Nusantara
merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya
berdasarkan ide nasionalisme yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan ini menandakan bahwa dalam
memandang Negara Kesatuan Republik Indonesia, harus meliputi seluruh potensi
baik masyarakat, alam, kondisi sosial dengan keutuhan wilayah. TNI sebagai
salah satu komponen bangsa, memiliki kewajiban moral untuk mempertahankan
negara kesatuan Republik Indonesia.
TNI juga memiliki kewajiban untuk aktif dan jeli melihat dampak ancaman
yang mungkin timbul dengan adanya perkembangan kehidupan sosial masyarkat dimasa
datang. Wawasan Nusantara bukan hanya cara pandang TNI saja, tetapi cara pandang seluruh komponen
bangsa Indonesia. TNI hanya dapat
melakukan tindakan-tindakan yang menjadi tugas dan wewenangnya saja, dan
kewenangan tersebut sangat terbatas.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh komponen bangsa lainnya sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Dengan demikian perlu peningkatan kualitas aparat kowil guna menghadapi
perkembangan nilai-nilai sosial budaya dan kondisi sosial masyarakat baik
dirasakan saat ini maupun di masa depan bangsa.
e. Sapta
Marga dan Sumpah Prajurit
1) Sapta Marga. Sebagai pedoman hidup dan perjuangan TNI
merupakan hakekat norma-norma yang tercantum di dalamnya dan merupakan sikap
perjuangan TNI sejak kelahirannya.
Tekad dan semangat persatuan dan kesatuan TNI merupakan semangat juang
yang menjadi komitmen dalam mempertahankan kemerdekaan dan tetap tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Disamping pedoman hidup, Sapta
Marga merupakan pengewajantahan dan penerapan Pancasila kedalam jiwa prajurit
TNI yang telah menentukan corak, watak dan karakter TNI. Dalam rangka penyesuaian gerak reformasi di
masyarakat, dan mengingat adanya pergeseran profesionalisme TNI maka perlu
dibuat upaya peningkatan aparat Kowil sehingga sesuai dengan butir-butir pada
Sapta Marga.
2) Sumpah Prajurit. Sumpah Prajurit merupakan tekad dan janji
luhur setiap Prajurit TNI, kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan kepada masyarakat sebagai
komponen bangsa untuk bersama-sama berjuang mencapai cita-cita dan tujuan
Nasional. Sumpah dan janji kesetiaan dan sikap dalam setiap tugas dan
kewajibannya senantiasa setia dan taat kepada negara dan bangsa yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
8. Dasar Pemikiran
a. Tinjuaan
tentang kehidupan sosial masyarakat masa kini.
Era globalisasi telah melanda seluruh negara di dunia, hal ini nampak
dari pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi bidang komunikasi dan
informasi. Dampak globalisasi juga telah melanda masyarakat Indonesia, mengakibatkan batas-batas politik,
ekonomi dan sosial budaya antar bangsa semakin transparan, dimana sifat
individualisme semakin menonjol dan cenderung berkembang ke arah materialistis,
perubahan corak kehidupan tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap
perkembangan nilai-nilai sosial budaya dan kondisi sosial masyarakat baik
dirasakan saat ini maupun di masa depan bangsa Indonesia.
1) Kondisi masyarakat hubungannya dengan kondisi Geografis
Indonesia.
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang terdiri dari pulau kecil dan besar, yang terletak di Khatulistiwa dengan letak
yang sangat strategis dan secara fisik terletak diantara dua benua dan dua samudera. Selain itu juga secara non fisik diapit
oleh dua negara yang mempunyai ideologi yang berbeda, yaitu ideologi komunis di
utara dan liberal di selatan, dari sisi ekonomi dan budaya juga demikian, yaitu
ekonomi yang bersistem komunis di utara dan liberal di selatan. Negara
kita merupakan pusat pengaruh
dari negara dengan paham dan kependudukan yang berbeda,
sebagai contoh negara kita dijadikan tempat transit bagi migran gelap bukan
hanya dari negara utara tersebut, bahkan imigran gelap warga negara Timur
Tengah dan Afrika yang akan menuju Benua Australia, dengan membawa dampak
negatif dalam berbagai aspek kehidupan, apabila mereka berbuat kriminal atau
membahayakan keamanan masyarakat, misalnya dengan mengedarkan obat-obat
terlarang, maka akan merusak generasi muda kita. Selain dari itu, ditinjau dari
sisi kependudukan akan meningkatkan jumlah penduduk yang akhirnya akan merebut
pasaran tenaga kerja. Apabila dilihat dari sudut internal
mengandung kerawanan karena secara fisik bahwa bangsa Indonesia memiliki
kelemahan, yaitu apa yang disebut keterpisahan geografi. Keterpisahan geografi disini, dapat artikan
sebagai keterpisahan baik antara pusat-pusat kekuasaan, kekuasaan pusat dan
daerah maupun pusat-pusat kekuasaan di daerah dengan kekuasaan di bawahnya,
bahkan dengan masyarakatnya.
Namun , keyakinan tersebut yaitu “keterpisahan
geografi bukan halangan untuk kita
tetap bersatu dalam
NKRI”, dan menjadi
tantangan bagi terwujudnya
integrasi nasional.
Secara keseluruhan keadaan ini mengandung kerawanan, sehingga membutuhkan suatu
struktur TNI AD yang sangat khusus dengan kekuatan yang cukup besar, pada
tataran struktur TNI AD yang paling bawah yaitu Koter diperlukan Aparatur Kowil
yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Aparatur Kowil yang mampu menerjemahkan
kondisi geografis di masing-masing wilayah, dengan memanfaatkan metode
Pembinaan Teritorial yang meliputi Pembinaan Keamanan Wilayah, Bhakti TNI, dan
Kepemimpinan Komunikasi Sosial TNI serta Kemampuan Intelejen Teritorialnya,
selain itu Aparat Kowil harus mampu mencegah
sedini mungkin terjadinya
permasalahan yang akan mengancam kehidupan masyarakat .
2) Kondisi Masyarakat hubungannya dengan
Kemajemukan.
Jumlah penduduk Indonesia merupakan nomor empat
terbesar di dunia dan merupakan masyarakat majemuk. Kemajemukan
tersebut dapat dilihat dari lapisan sosial horizontal ataupun
vertikal. Dari segi lapisan sosial
horizontal, kemajemukan dilihat dari perbedaan suku, adat istiadat, bahasa,
agama, dan budaya. Sedangkan yang diamaksud
dengan kemajemukan yang bersifat vertikal dapat berupa; kaya miskin,
berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan, elit politik dengan yang tidak
mengenal politik, penguasa dengan yang bukan penguasa, buruh dengan majikan. Hal tersebut
menunjukan penyebaran kemajemukan bangsa telah merata ke mana-mana. Pada hakekatnya kemajemukan dengan
penyebarannya tersebut telah membawa dampak positif, apabila interaksi antara
pendatang dengan penduduk asli tersebut berjalan harmonis, karena kaum
pendatang dengan kemampuan dan keakhliannya serta tingkat intelektualnya
rata-rata lebih baik, dan kondisi ini terkadang memaksa kaum pendatang untuk
berbuat yang terbaik dengan motivasi
untuk mencapai tingkat
kesejahteraan hidup lebih baik dibandingkan
dengan penduduk asli, maka kemajemukan dan penyebaran kemajemukan tersebut
dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Namun kenyataannya kemajemukan dan
penyebarannya tersebut, disisi
lain telah menimbulkan dampak negatif, hal ini
dapat diakibatkan karena kecem-buruan
sosial, karena suku pendatang
secara faktual tingkat kesejahteraan atau kehidupannya relatif baik,
kecemburuan sosial tersebut merupakan potensi konflik yang sangat
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
3)
Kondisi Masyarakat Hubungannya
dengan Globalisasi. Permasalahan globalisasi
menjadi semakin kompleks karena mudah menumbuhkan primordialisme dan fanatisme
yang sempit. Namun sejauh mana
globalisasi membawa dampak positif atau negatif terhadap suatu masyarakat,
sangat tergantung bagaimana kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan segenap
perubahan yang terjadi tanpa harus kehilangan jati dirinya. Untuk mendapatkan manfaat yang positif,
suatu masyarakat harus memiliki suatu keunggulan komparatif, sehingga memiliki
daya saing dalam berkompetisi pada semua aspek kehidupan, untuk itu perlu
dimiliki kualitas sumber daya manusia yang kompetitif. Diharapkan setiap manusia memiliki
profesionalisme dalam bidang pekerjaan masing-masing yang pada gilirannya mampu
memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari era globalisasi bagi kepentingan
Nasional. Namun kondisi yang
ideal tersebut saat ini belum
dapat terwujud, artinya kondisi aktual masyarakat (SDM) Indonesia masih jauh
dari harapan. Dampak positif dari
globalisasi tidak dapat dipungkiri, antara lain meningkatkan intelektual
masyarakat, karena masyarakat memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi
dari berbagai belahan dunia. Kedepan
kondisi sosial masyarakat tersebut akan semakin meningkat kualitasnya.
Artinya, kedepan siap atau tidak siap
harus dihadapi oleh Aparat Kowil, maka perlu adanya peningkatan kualitas,
sehingga dalam menghadapi tuntutan tugas dimasa mendatang bisa menyesuaikan
dengan perkembangan kondisi sosial masyarakat.
4) Kondisi Kehidupan sosial masyarakat saat ini. Perkembangan kondisi sosial masyarakat saat
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
a) Bidang Idiologi. Pancasila sebagai ideologi
negara mulai diperten-tangkan oleh
sekelompok masyarakat seperti
penerapan Pancasila sebagai satu-satunya asas
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Munculnya upaya-upaya terselubung
untuk ideologi lain sebagai ideologi alternatif diluar
Pancasila. Serta upaya memutarbalikan
fakta tentang pemberontakan G.30.S/ PKI
menyebabkan " Tingkat kewaspadaan
masyarakat terhadap bahaya laten
Komunisme mulai menurun ".
b) Bidang
Politik. Era reformasi yang
menuntut perubahan secara
total disemua aspek kehidupan
yang semula dilakukan secara damai, berubah menjadi tuntutan yang
tidak terkendali dan menyimpang
dari tujuan semula. Wujud
demokrasi diekspresikan dalam
bentuk demonstrasi,
kerusuhan dan perusakan serta
tindakan kekerasan lainnya yang
menimbulkan kerugian
materiil dan non
materiil yang tidak
sedikit. Keadaan ini
menyebabkan “ Tingkat kesadaran hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
mulai menurun ”.
c) Bidang
Ekonomi. Sejak krisis ekonomi dan
moneter yang berkepanjangan
berdampak kepada timbulnya masalah yang sangat kompleks dan
rumit, keadaan ini mengakibatkan masyarakat sulit memperoleh
kebutuhan bahan pokok sehari-hari, daya beli masyarakat semakin menurun, jumlah
masyarakat miskin, pengangguran, anak
putus sekolah semakin banyak serta tingkat kesehatan masyarakat semakin
menurun. Keadaan ini
mengakibatkan “ Roda perekonomian
terganggu yang akhirnya akan menjurus ke kerusuhan masal ” .
d) Bidang Sosial
Budaya. Akhir-akhir ini
terjadi sikap dan perilaku
masyarakat seperti sikap individualistis, perkelahian antar kelompok masyarakat
dan antar pelajar,
Kenakalan remaja dan penyalah gunaan obat
terlarang semakin meningkat,
sikap sopan
santun, keramahan, ketaatan kepada hukum semakin
berkurang dan sifat kegotong royongan
serta Rasa kesetiakawanan sosial mulai menurun. Hal ini menyebabkan “ Tata nilai budaya dan jati diri
bangsa menujukkan gejala penurunan ”.
e) Bidang Hankam.
Kondisi keamanan yang
terjadi akhir akhir ini cukup
memprihatinkan, kondisi ini ditandai dengan tindakan kriminalitas baik kuantitas maupun kualitasnya, tindakan
kekerasan, keberanian masyarakat untuk menentang, melawan
Aparat Keamanan semakin meningkat, keamanan lingkungan semakin menurun,
Rasa aman dan keamanan pada masyarakat
belum terwujud partisipasi masyarakat dalam keamanan semakin
berkurang.
Keadaan ini mengakibatkan “
Tingkat kesadaran bela negara mulai menurun
dan keamanan serta ketentraman
menurun”.
b. Tinjauan
terhadap aparat Kowil dan Paradigma baru peran TNI.
Kaidah
aspirasional dan moral yang mendasari peran TNI dalam pembangunan bangsa adalah
ikrar pengabdian keprajuritan TNI sebagaimana tertuang dalam Sapta Marga TNI. Untuk memenuhi kepentingan tersebut
diperlukan kemampuan Aparat Kowil dalam melaksanakan Paradigma Baru Peran TNI,
Profesionalisme yang serasi bagi pembinaan dan pengembangan kemahiran dalam
peran pembangunan bangsa, dan dalam pelaksanaan tugas pertahanan keamanan yang
juga bergelut dengan faktor-faktor yang berdimensi politik, ekonomi, sosial dan
budaya.
1) Paradigma Baru Peran TNI. Konsepsi
pemikiran dan kesiapan TNI dimasa depan
mengacu dari pendekatan manajemen TNI, metodologi dan hasil analisis tentang
pelaksanaan tugas, fungsi dan peran TNI dimasa lalu, masa kini serta ancaman di
masa depan. TNI sebagaimana kekuatan militer negara lain
mampu mendorong perkembangan demokrasi,
dan fakta menunjukkan secara kualitatif maupun kuantitatif peran TNI masih
cukup dominan. Karena
itu perlu diterapkan
Paradigma Baru Peran TNI yang
dijadikan salah satu pedoman
bagi pelaksanaan peran TNI dalam kehidupan bermasyarakat, berbangasa dan
bernegara guna menghadapi perubahan kondisi sosial masyarakat yang juga
didukung oleh proses globalisasi.
Dengan demikian, maka perlu selalu mengadakan evaluasi dan kajian yang
terus menerus terhadap keseluruhan Doktrin-doktrin TNI. Peran TNI dimasa kini sebagai kekuatan yang harus mampu
mempertahankan kedaulatan dan integritas negara terhadap ancaman dari luar,
penjaga keamanan terhadap ancaman dari dalam negeri, harus mampu memberi sumbangan dalam pembangunan
bangsa, dan harus turut serta secara aktif mengembangkan demokrasi sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945, dan turut
serta secara aktif meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti seluas-luasnya,
serta yang terakhir adalah harus turut serta secara aktif dalam tugas-tugas
pemeliharaan perdamaian dalam rangka upaya mewujudkan perdamaian dunia yang
abadi sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD
1945. Secara khusus, Peran TNI dalam
Pembangunan bangsa pada masa kini yaitu :
a) Merubah posisi dan metoda tidak selalu harus didepan, dengan
pedoman ini, diharapkan mampu menyikapi realitas politik yang ada, namun
sebagai pilar dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa, TNI tetap menunjung
tinggi ketertiban politik dan kepastian hukum.
b) Merubah dari konsep menduduki menjadi mempengaruhi, pada
masa depan memperkecil penugasan di luar struktur TNI dan dibatasi pada posisi
yang memiliki nilai strategis.
Mempengaruhi tidak berkonotasi intervensi, tetapi lebih bermakna
kontribusi pemikiran yang konstruktif.
c) Merubah dari cara mempengaruhi secara langsung menjadi tidak
langsung. Hal ini dilakukan untuk
menghindari pelibatan TNI yang berlebihan.
d) Kesediaan untuk melakukan Political and Role Sharing (kebersamaan dalam
pengambilan keputusan penting kenegaraan
dan
pemerintahan) dengan komponen
bangsa lainnya. Jalinan dan pem-bagian
peran dan mitra sipil akan menempatkan peran masing-masing institusi secara
fungsional.
2) Kondisi Aparat Kowil. Tugas dari Aparat Kowil nampaknya akan
semakin berat dalam menghadapi perkembangan dinamika masyarakat, dituntut
profesionalisme kemampuan TNI
untuk turut aktif meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan masyarakat
diseluruh pelosok tanah air , untuk itu perlu diamati sejauh mana kemampuan
Aparat Kowil dengan Paradigma Baru sebagai Katalisator pembangunan di semua
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dan di masa depan.
a) Kualitas Aparat Kowil.
(1) Kualitas mental kejuangan dan kualitas profesionalisme Aparat
Kowil pada dasarnya adalah sama dengan
prajurit TNI lainnya, hanya titik beratnya terletak pada profesionalisme sesuai
bidang tugasnya.
(2) Kualitas Aparat Kowil dalam bidang kejuangan dan
profesionalisme harus dapat mengimbangi perkembangan dinamika kehidupan sosial
masyarakat, dan juga mengingat Aparat Kowil dalam melakukan tugasnya selalu
harus bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat, instansi terkait khususnya
sipil, maka kualitas Aparat Kowil dewasa ini perlu selalu ditingkatkan.
(3) Aparat Kowil ditinjau dari tingkat pendidikan formal yang
telah ditempuh dengan jabatan yang didudukinya, pada umumnya jabatan Dandim
belum seluruhnya dijabat oleh Perwira
lulusan Seskoad. khususnya bagi
para Pasi Intel,
Pasi Ops dan
Pasi Ter yang banyak berkecimpung
dalam menangani masalah-masalah Sosial dimasyarakat, dirasakan perlu diadakan
/.
peningkatan ...
peningkatan pengetahuan dan
wawasan mengenai sistem politik, Demokrasi, HAM, Hukum dan Perundang-undangan,
ketenaga kerjaan dan lingkungan hidup. Kesenjangan pengetahuan dan wawasan Dan
Ramil dengan para mitranya yaitu Camat dan Kapolsek sering menghambat
komunikasi dan koordinasi antar mereka atau dengan Aparatur Pemerintah lainnya.
(4) Sebagian Aparat Kowil masih harus ditingkatkan sikap ter-nya,
mengingat masih sering
terjadi adanya sikap
dan tingkah laku
Aparat Kowil yang kurang
simpatik, over acting, merugikan masyarakat dan melakukan perbuatan melanggar
hukum.
(5) Dengan Paradigma Baru, Parjurit TNI akan berperan sebagai
katalisator, sehingga kualitas profesionalisme yang telah diupayakan saat ini
dengan berbagai cara, baik melalui jenjang pendidikan, latihan dan penugasan
harus terus menerus, tetapi hal ini belum dapat dilaksanakan merata kepada
seluruh Aparat Kowil.
b) Kuantitas Aparat Kowil. Dibandingkan dengan luas wilayah,
pada umumnya jumlah Aparat Kowil yang bertugas di Koter-koter masih belum
memenuhi kebutuhan sesuai dengan ketentuan organisasi (DSPP) Kowil dengan
wilayah penugasan. Hal ini lebih terasa bagi Kowil yang berada di daerah-daerah
pedalaman/terpencil, oleh karena itu kondisi kekurangan personil tersebut
seharusnya diimbangi dengan kemampuan kualitas atau profesionalisme dari
Aparatur teritorial yang ada.
c) Sarana dan Prasarana.
(1) Sarana. Menggunakan
sarana pendidikan malalui ceramah - ceramah, diskusi, simulasi,
seminar, dialog-dialog terbuka,
sarasehan maupun kursus-kursus
pembinaan teritorialdiberbagai
lembaga pendidikan TNI, disamping itu dalam rangka memasyarakatkan sikap dan
perilaku teritorial perlu menggunakan sarana media elektronik televisi, Radio
maupun media cetak antara lain surat kabar, majalah dan brosur-brosur.
(2) Prasarana. Dalam rangka pembinaan teritorial digunakan prasarana sebagai
berikut :
(a) Memasyarakatkan Paradigma
Baru Peran TNI secara bersungguh-sungguh agar dapat diterima masyarakat.
(b) Penularan ketauladan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan
sehari-hari kepada lingkungannya.
(c) Memberikan dan melaksanakan pendidikan, penataran serta
penyuluhan menggunakan sarana yang tepat.
(d) Melaksanakan dialog baik dengan sarana komunikasi teritorial
maupun tradisional maupun komunikasi modern.
(e) Menghimbau, mengajak dan meyakinkan orang lain tanpa paksaan,
agar mereka menyadari kemauan atau keinginan kita atas dasar pengertian.
(f) Pemutakhiran setiap perangkat yang selalu dapat mendukung
berlakunya dalam suatu kegiatan.
(g) Mensosialisasikan tentang pengaruh Perang Modern dan bahaya
timbulnya Komunis gaya baru yang dapat menyusup ke dalam masayarakat
9. Kebutuhan
akan Kualitas Aparat Kowil . Kualitas Aparat Kowil yang diharapkan
guna menghadapi perkembangan kehidupan
sosial masyarakat di masa depan adalah :
a. Sifat-sifat
Kepemimpinan.
1) Mengetahui kemampuan diri sendiri; hal ini penting untuk menggali dan mencari
bagaimana meningkatkan kemampuan
yang ada pada dirinya,
dan terus meningkatkannya
2) Profesional; pada era
globalisasi dan reformasi hal ini sangat diperlukan karena Aparat Kowil bukan
hanya memerintah tetapi harus menguasai dan profesional dibidangnya.
3) Memiliki inisiatif;
melaksanakan tanggung jawab juga merupakan faktor yang penting serta
diharapkan untuk dapat melihat kebutuhan apa yang diperlukan dan melaksanakan
tugas yang diembankan pada Aparat Kowil.
4) Membuat keputusan yang tepat, agar dapat membuat perencanaan
yang baik dan memecahkan masalah dengan
benar.
5)
Memberikan contoh
yang baik; merupakan
tuntutan masyarakat karena sebagai
Aparat Kowil diharapkan mampu memberikan teladan kepada masyarakat.
6) Memperhatikan kesejahteraan masyarakat; hal ini disesuaikan dengan kondisi yang ada.
7) Menjalin komunikasi yang baik; merupakan kunci yang menentukan dalam
pelaksanaan tugas Aparat Kowil.
8) Mampu meyakinkan masyarakat melalui komunikasi yang baik
sehingga mudah diterima.
b. Pengetahuan
tentang Kemasyarakatan yang luas.
1) Kemampuan penanganan masalah, setiap Aparat Kowil perlu mengetahui dan
memahami berbagai masalah ditengah masyarakat dan berusaha mengatasinya.
2) Kemampuan mengemong, setiap Aparat Kowil diharapkan
memberikan perlindungan, keselamatan dan mendorong kegiatan masyarakat yang
positif.
3) Kemampuan mempengaruhi, setiap Aparat Kowil diharapkan dapat
melaksanakan kegiatannya untuk merubah opini rakyat ke arah jalan pandangan
yang kita kehendaki.
4) Kemampuan memberikan contoh. Sebagai Aparat Kowil diharapkan dapat
memberikan petunjuk guna membantu rakyat yang melakukan kegiatan
kemasyarakatan.
/. c. Kemampuan
...
c. Kemampuan
berkomunikasi sosial.
1) Aparat Kowil diharapkan mampu berkomunikasi dengan
masyarakat sekelilingnya yang didasari sikap teritorial.
2) Aparat Kowil diharapkan mampu berkomunikasi dengan rakyat
sekelilingnya dengan saling memberi dan menerima gagasan/ide/pikiran guna
mewujudkan tukar pikiran dan informasi lainnya.
3) Aparat Kowil diharapkan mampu berkomunikasi dengan
masyarakat sekelilingnya dengan suasana saling membimbing, menjaga dan
mengawasi, sehingga terwujud adanya hubungan yang akrab, positif dan
kekeluargaan.
d. Pengetahuan
tentang Prinsip-prinsip Demokrasi. Mampu memberi kesempatan dalam proses
perencanaan dan pengambilan keputusan, maupun dalam pengendalian pelaksanaan
keputusan dan memberi kesempatan bagi munculnya pendapat-pendapat lain.
e. Kemampuan
untuk mengembangkan Intelektualitas. Berusaha meningkatkan pengatahuan, selain
pengetahuan profesi sendiri, juga pengetahuan diluar profesi kemiliteran
relevan seperti sosiologi, psikologi, ilmu jiwa sosial, hukum dan falsafah
hukum, hubungan Internasional, ekonomi dan dispilin-disiplin ilmu yang
berkaitan dengan teknologi. Aparat Kowil
harus semakin membuka diri dan berkomunikasi dengan segala golongan dan
mengenal sejauh mungkin golongan masyarakat dan penduduk Indonesia yang sangat
majemuk dan juga harus dicintai rakyat.
BAB-III
FAKTOR
– FAKTOR YANG BERPENGARUH
10. Umum. Letak wilayah Indonesia
yang berada di tengah jalur lalulintas utama kepentingan dunia sangat rawan
terhadap perkembangan situasi baik dari aspek politik, ekonomi, sosial
budaya maupun Hankam.
Perkembangan lingkungan strategis
akan
/. memberi ...
memberi corak terhadap stabilitas Indonesia
yang berkembang sejajar dengan waktu dan dinamika pergaulan antar bangsa yang
senantiasa diwarnai oleh persaingan kepentingan nasional masing-masing negara. Pengaruh teknologi selain dirasakan pada
aspek informasi politik dan ideologi, menerpa pula kehidupan ekonomi, yang
harus ditangkap dan dicerna sebagai acuan perubahan kehidupan bangsa berikut
sistem politiknya, yang sudah tentu berpengaruh pada peran TNI, khususnya
Aparat Kowil.
11. Perkembangan
Lingkungan Strategis
a. Internasional. Kerancuan arah gerak dan
kecenderungan globalisasi menimbulkan
ketidak pastian dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dibidang politik, ekonomi,
sosial budaya dan
hankam yang tidak
sejalan dengan trend global dapat menggagalkan rencana
pembangunan yang telah disusun, bahkan dapat membawa dampak negara menuju
kehancuran. Keadaan tersebut mendorong
negara-negara untuk melakukan komunikasi lebih efektif serta kerjasama lebih
intensif dan komprehensif. Ada tiga
macam pokok yang melandasi dan mendorong negara-negara, khususnya negara-negara
maju untuk melaksanakan intervensi internasional, yaitu Hak Azasi Manusia,
Demokratisasi dan Lingkungan Hidup.
b. Regional.
1) Asia Pasifik. Merupakan kawasan
yang berkaitan langsung dengan
kepentingan nasional Republik Indonesia. Pertumbuhan sejarah dan kondisi alamiah
menyebabkan perbedaan cukup tajam. Perbedaan pandangan geo politik dan geo
strategis, kesenjangan kesejahteraan antara negara serta persaingan ekonomi adalah
serangkaian kerawanan yang menonjol
kepentingan nasional Republik Indonesia. Pertumbuhan sejarah dan kondisi alamiah
menyebabkan perbedaan cukup tajam. Perbedaan pandangan geo politik dan geo
strategis, kesenjangan kesejahteraan antara negara serta persaingan ekonomi adalah
serangkaian kerawanan yang menonjol
2) Asia
Timur.
a) Normalisasi hubungan
bilateral antara Indonesia dengan RRC sangat berpotensi menimbulkan implikasi
yang cukup berarti dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
Hankam di Indonesia mendatang.
b) Papua Nugini. Gagasan Melanisia Hood yang ditanda tangani juga oleh PNG, telah mendorong GPK Irja untuk terus bertahan dan melakukan teror/kekacauan serta timbulnya solidaritas masyarakat Irja Asli, yang dapat menghambat rasa kebangsaan Indonesia.
b) Papua Nugini. Gagasan Melanisia Hood yang ditanda tangani juga oleh PNG, telah mendorong GPK Irja untuk terus bertahan dan melakukan teror/kekacauan serta timbulnya solidaritas masyarakat Irja Asli, yang dapat menghambat rasa kebangsaan Indonesia.
3) ASEAN. Pola
kerjasama dibidang ekonomi dilaksanakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
pada era pasar bebas kawasan ASEAN (AFTA) dan kerjasama bidang poltik dan
keamanan dilaksanakan melalui ASEAN Regional Forum (ARF).
c. Nasional.
1) Ideologi
Politik.
a) Ideologi. Landasan ideologi Nasional tetap mantap
meskipun Pancasila bukan lagi satu-satunya azas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia. Namun seiring
reformasi perlu diwaspadai munculnya ideologi kiri yang berpotensi memanfaatkan
situasi politik Indonesia.
b) Politik.
Fenomena politik nasional
saat ini terus berkembang.
Perubahan-perubahan yang terjadi sedikit banyak mengarah pada tuntutan
perwujudan kehidupan yang lebih demokratis
dalam pembangunan sistem politik Indonesia, Karenanya
Pancasila sebagai dasar negara perlu lebih terimplementasi dan perwujudan
persepsi mengenai UUD 1945 serta penjabaran Demokrasi Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, bernegara.
2) Ekonomi. Keberhasilan pembangunan dalam berbagai aspek telah terlihat meskipun
kesenjangan ekonomi yang cukup lebar menjadi salah satu faktor pemicu
terjadinya kerusuhan masyarakat. Krisis
ekonomi menyebabkan stagnasi dalam pembangunan nasional dan menghambat konsep
tinggal landas bangsa Indonesia menuju era globalisasi mendatang, upaya
pemulihan ekonomi masih tetap diupayakan dengan menarik investor asing
menanamkan modalnya di Indonesia.
3) Sosial
Budaya.
a) Masalah-masalah SARA dan kriminalitas
tetap merupakan sumber-sumber kerawanan, dan berinteraksi dengan
kerawanan-kerawanan lain. Selain itu
upaya untuk mempertahankan stabilitas keamanan nasional akan semakin berat,
khususnya menghadapi kemungkinan gejolak masyarakat dan kesenjangan sosial.
b) Masalah persatuan dan kesatuan bangsa
masih perlu dimantapkan, masalah disiplin Nasional, etos kerja dan ketaatan
hukum sangat menentukan keberhasilan pembangunan kualitas manusia.
4) Pertahanan Keamanan.
Stabilitas keamanan nasional masih terkendali sekalipun masih
akan menghadapi pasang surutnya faktor -faktor yang merupakan tantangan
aspek-aspek ideologi politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam seperti gejolak
kerusuhan yang terjadi sebagai dampak kesenjangan ekonomi, sosial budaya dan
Hankam, kesenjangan politik yang tidak terwadahi.
d. Peluang
dan Kendala.
1) Peluang. Dari
perkembangan lingkungan strategis yang berpengaruh dapat diantisipasi beberapa
peluang anatar lain :
a) Keadaan geografi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
strategis membuka peluang bagi ketahanan dibidang ekonomi dengan memanfaatkan
potensi pembangunan ekonomi dan perdagangan.
b) Penduduk Indonesia yang besar merupakan aset pembangunan
dalam segala aspek dengan dukungan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia.
c) Sumber daya alam dan kekayaan alam Indonesia yang belum
terolah secara optimal merupakan peluang dan tantangan bagi bangsa Indonesia
dalam memanfaatkannya.
d) Ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia memberi
pedoman sikap dan
perilaku masyarakat
dalam kehidupan demokrasi termasuk dalam
menyampaikan aspirasi politik Indonesia.
2) Kendala.
a) Belum optimalnya pemanfaatan kekayaan alam, sumber daya
manusia dan posisi strategis guna menunjang pembangunan nasional.
b) Demokrasi Pancasila sebagai demokrasi yang saat ini
dikembangkan Indonesia masih belum sepenuhnya difahami oleh masyarakat.
c) Kondisi perekonomian nasional belum menunjukkan tanda-tanda
membaik sehingga potensi kerusuhan massa akibat kesenjangan sosial.
d) Kehidupan sosial budaya masyarakat belum berkembang dengan
baik karena kebhinekaan yang ada pada bangsa Indonesia saat ini justru
merupakan sumber dan potensi konflik yang berpeluang menggagalkan terwujudnya
kehidupan demokrasi di Indonesia.
e) Tingkat kedisiplinan nasional masih lemah. Sindikat peredaran Narkoba dan kegiatan LSM
serta peranan swasta yang negatif.
12. Pengaruh
Paradigma Baru Peran TNI terhadap Kinerja / Kualitas Aparat Kowil. Dengan
Paradigma Baru Peran TNI, pendekatan kesejahteraan dan stabilitas semakin
dibutuhkan masyarakat walaupun pendekatan keamanan juga merupakan kebutuhan
mendasar setiap warga negara baik secara individu maupun kolektif.
a. Aspek
Mental. Mengisyaratkan
bahwa Sense of Commitmen TNI terhadap kejayaan bangsa dan negara,
menuntut keberpihakan TNI kepada masyarakat sebagai kekuatan bangsa yang utama. Pada tataran ini, Aparat Kowil memposisikan
dirinya pada lini dan medan tugasnya secara selektif dan prioritas, sehingga
kehadiran Aparat Kowil akan menjadi lebih berperan, serta dikehendaki rakyat.
b. Aspek
Struktural. Peran TNI sebagai kekuatan pertahanan dan
kekuatan pembangunan bangsa sesungguhnya merupakan kekuatan utuh yang tidak
dapat dipisahkan. Dalam menghadapi dan
menyelesaikan berbagai permasalahan sosial
/. masyarakat ...
masyarakat Aparat Kowil tidak
bertindak represif, tetapi dilandasi pertimbangan yang matang, menggunakan pendekatan sosial,
kecuali jika memang keadaan memaksa dan harus dihadapi dengan penggunaan
kekuatan.
c. Aspek
Fungsional. Memberikan isyarat bahwa posisi TNI
telah memperoleh legitimasi perundang - undangan, UU
No.5 tahun 1995 tentang susunan
dan kedudukan MPR, DPR dan DPRD,
serta pencantuman fungsi TNI sebagai
alat negara dan kekuatan sosial.
Untuk itu Aparat Kowil harus dicegah
berpihak ke salah satu atau berbagai kekuatan sosial politik lainnya,
terutama ditengah situasi konflik. Konsisten
dengan komitmennya, diharapkan dapat menguasai aspek kepemimpinan dan
komunikasi sosial. Aparat Kowil dengan
Paradigma Barunya diharapkan mampu menjembatani perbedaan dengan masyarakat dan
mencegah tumbuh dan berkembangnya krisis kepercayaan dan dukungan masyarakat.
13. Pengaruh
Perkembangan Lingkungan Strategis dihadapkan Kualitas Aparat Kowil.
a.
Pengaruh dari dalam.
1) Tingkat pendidikan umum dan militer yang dimiliki oleh
prajurit di Satuan turut berperan dalam membentuk sikap teritorial prajurit. Dengan demikian pemahaman Aparat Kowil
terhadap sikap teritorial dipengaruhi tingkat pendidikan yang dimilikinya. Aparat Kowil yang kurang memahami
sikap teritorial dengan mudah melakukan perbuatan dan tindakan yang dapat
merusak citra TNI.
2) Kepribadian Aparat Kowil pada umumnya relatif baik mengingat
setiap prajurit sudah lulus seleksi untuk dapat diterima menjadi prajurit
TNI. Namun masyarakat mengharapkan
Aparat Kowil memiliki kepribadian yang mampu mengendalikan diri dan menjadi
teladan di lingkungannya.
b. Pengaruh
dari Luar. Lingkungan Aparat Kowil dapat berpengaruh positif dan negatif bagi sikap
dan tingkah laku Aparat Kowil.
Lingkungan yang kurang baik dapat mempengaruhi Aparat Kowil untuk
melakukan tindak pelanggaran disiplin militer
/. yang ...
yang dapat menimbulkan sikap anti
pati dari masyarakat. Kondisi kehidupan
Aparat Kowil beserta keluarganya sehari-hari yang pada umumnya masih belum
memadai, sangat rawan terhadap pengaruh lingkungan masyarakat sekitarnya yang
cenderung menampilkan kemewahan hidup dan materialisme. Upaya menambah penghasilan sering meng-akibatkan terjadinya
pelanggaran disiplin, melalaikan tugas sampai kepada keterlibatan dalam
berbagai tindak pidana yang merusak citra TNI.
BAB-IV
KONSEPSI
PENINGKATAN KUALITAS APARAT KOWIL
14. Umum. Konsepsi
kualitas Aparat Kowil mencakup upaya peningkatan kemampuan, keahlian dan
keterampilan terhadap pekerjaan atau jabatan yang disesuaikan dengan Paradigma
Baru TNI, khususnya pembinaan kondisi kehidupan sosial yang diarahkan untuk
meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak globalisasi yang dapat
menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa di masa depan. Peningkatan kemampuan harus diupayakan melalui
program pembinaan personil secara terencana, terpadu dan berkesinambungan, agar
diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang regulasi
yang berlaku secara nasional, sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum, sehingga tidak ada keraguan dalam
bertindak guna mengembalikan citra TNI AD.
15. Kebijaksanaan.
a. Upaya
untuk meningkatkan kualitas Aparat Kowil adalah segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan Aparat Kowil dalam
menghadapi perkembangan kehidupan sosial masyarakat dimasa depan sesuai
Paradigma Baru Peran TNI yang akan menuntut perubahan cara berpikir dan
bertindak Aparat Kowil yang sesuai dengan Paradigma Baru.
b. Perlunya
penetapan KKS TNI, disiplin, moral dan etika keprajuritan, loyalitas,
integritas, penghargaan, keberanian dan keteguhan hati dalam melaksanakan tugas
maupun dalam kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat untuk menumbuhkan
kembali citra TNI AD dimata masyarakat.
c. Upaya
peningkatan sarana dan prasarana yang memadai
sesuai tugas dan fungsi Aparat Kowil, khususnya dalam menghadapi
perkembangan kehidupan masyarakat yang demikian kompleks.
d. Upaya
menyusun piranti lunak yang dapat mewadahi kemampuan dan profesionalisme,
tindakan dan tolok ukur untuk keberhasilan pelaksanaan tugas, dengan
menjabarkan Paradigma Baru TNI.
16. Strategi. Strategi yang
digunakan dalam rangka konseptualisasi kualitas Aparat Kowil guna menghadapi
perkembangan kehidupan sosial masyarakat di masa depan adalah dengan memberikan
persyaratan-persyaratan tertentu bagi personil yang ditugaskan sebagai Aparat
Kowil karena akan berhadapan langsung dengan masyarakat yang harus diarahkan
dan dibina dengan menggunakan pendekatan-pendekatan sosiologis, psikologi dan
penguasaan komunikasi massa dengan tanpa mengurangi sikap tegas, lugas dan
penuh kearifan, setiap perkembangan dan dinamika masyarakat dapat diikuti dan
diantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
a.
Tujuan.
1) Jangka Pendek. Menyesuaikan
sikap dan perilaku Aparat Kowil sesuai dengan Paradigma Baru TNI agar dapat
mengembalikan citra TNI AD serta meningkatkan sikap / penerimaan masyarakat terhadap
TNI AD.
2) Jangka Panjang. Dapat berperan
secara aktif dalam pembangunan,
serta memperkuat kehidupan konstitusional, demokrasi dan tegaknya hukum dalam
rangka memperkokoh ketahanan nasional,
dan mampu secara cermat menanggapi situasi masalah-masalah
yang selalu timbul dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara agar secara
cepat, tepat dapat mengantisipasi perkembangan kehidupan sosial masyarakat
dimasa depan.
/. b. Subyek
...
b. Subyek. Sebagai subyek dari Konsepsi
kualitas Aparat Kowil para Pimpinan TNI,
baik yang berada pada tingkatan penentu kebijakan, strategi dan
operasionalisasi Aparat Kowil di lapangan. Terutama Pimpinan pada tingkat
operasional harus mampu melaksanakan perencanaan, pengawasan dan mengevaluasi
terhadap pelaksanaan tugas-tugas teritoril yang dilaksanakan oleh Aparat Kowil
bawahannya. Para Pimpinan sebagai subyek tersebut adalah :
1)
Kasad dengan Asisten
Teritorial Kasad.
2)
Kaster.
3)
Pangdam beserta Asisten
Teritorialnya.
4)
Danrem dan Dandim.
c. Obyek. Sebagai obyek dari
penyelenggaraan konseptualitas kualitas Aparat Kowil ini, bukan hanya Aparat
Kowil yang sudah jadi, namun juga bagi personil/prajurit lainnya (SDM) yang akan ditugaskan di
lingkungan Komando Kewilayahan.
d. Metode
1) Melaksanakan sosialisasi terhadap masyarakat tentang seluruh kebijakan yang dikeluarkan oleh
TNI,
2) Melaksanakan pendidikan dan penataran baik untuk peningkatan kualitas maupun dalam rangka pembinaan Aparat
Kowil.
3) Melaksanakan dan meningkatkan komunikasi untuk
mengoptimalkan hubungan timbal balik antara pimpinan TNI (sebagai subyek),
Aparat Kowil dan masyarakat.
4) Menunjukan dan sekaligus menjadi teladan, dimulai dari unsur
pimpinan TNI AD yang diikuti oleh Aparat Kowil, dan diharapkan diikuti
masyarakat.
5) Melaksanakan validasi, terhadap Sistem Pembinaan
Teritorial, termasuk di dalamnya revisi piranti lunak yang sudah tidak sesuai
dengan perkembangan jaman, organisasi dan terhadap penyelenggaraan Pembinaan
Teritorial secara keseluruhan.
/. 17.
Upaya ...
17. Upaya-upaya
yang dilaksanakan. Upaya untuk meningkatkan kualitas Aparat Kowil guna menghadapi dinamika
perkembangan kehidupan sosial masyarakat dimasa depan dilaksanakan sebagai
berikut :
a. Menentukan
Kualifikasi Aparat Kowil. Penentuan apakah seseorang dapat
dikualifikasikan atau cocok untuk
ditugaskan sebagai Aparat Kowil atau tidak dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
1) Melaksanakan Test psikologi, tes ini diadakan untuk meneliti
bakat dan minat serta sikap dibidang teritorial, khususnya bagi para Perwira
yang akan digunakan di Kowil.
2) Mempertimbangkan latar belakang pendidikan dan
pengalaman penugasan, untuk penempatan pada jabatan Dandim, Perwira Staf Kodim
dan Danramil.
3) Mental kepribadian dan prestasi. Dalam seleksi penilaian kepribadian dan
prestasi tidak boleh diabaikan, karena Kodim bukan merupakan tempat penampungan
personil yang bermental jelek dan tidak berprestasi.
b.
Meningkatkan pengetahuan. Meningkatkan pengetahuan Aparat Kowil dalam
berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan lainnya, baik dengan menggunakan metode
pendidikan, kursus dan
penataran, ataupun melalui
pendidikan informal dan
nonformal, Selain itu perlu ditingkatkan minat baca Aparat Kowil, dengan
cara membaca buku atau media cetak lainnya, memberikan penugasan untuk menulis intisari bahkan untuk
menjawab isi tulisan, lalu mendiskusikannya baik secara formal maupun informal. Dengan demikian, Aparat Kowil secara tidak langsung
melatih dirinya untuk menulis sekaligus juga melatih memecahkan permasalahan
teritorial.
c. Pembinaan
Aparat Kowil. Peningkatan
pengetahuan dan wawasan Aparat Kowil guna mengatasi tantangan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menyangkut segala aspek kehidupan baik
dibidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,
antara lain :
1) Bidang Ideologi Politik.
Dengan netralitas TNI dan TNI di bebaskan dari politik praktis atau maka
TNI dalam hal ini Aparat Kowil harus mampu menyesuaikan penampilan dan perannya
dengan kebijaksanaan Pimpinan TNI/TNI AD yang sementara ini pedomannya adalah
Paradigma Baru Peran TNI. Namun
demikian bukan berarti Aparat Kowil tidak boleh mengamati fenomena ideologi
politik yang terjadi di daerahnya, hal tersebut masih harus dilakukan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh
kegiatan politik yang dilakukan oleh komponen bangsa lainnya.
2) Bidang Ekonomi. Kemampuan
untuk membantu mengembangkan dan mendukung kehidupan perekonomian rakyat harus
tetap dimiliki oleh setiap Aparat Kowil, misalnya dengan membantu aparat
fungsional dalam bidang sarana dan
prasarana bagi terselenggaranya kelancaran distribusi produk dan jasa pada
tingkat yang bersentuhan langsung dengan rakyat kecil, dengan program Bhakti
TNI antara lain TMMD untuk membangun jalan desa dan lain sebagainya. TNI sangat yakin bahwa dengan meningkatnya
kesejahteraan rakyat, terutama ekonomi
rakyat yang sederhana
yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, akan
menumbuhkan loyalitas rakyat terhadap pemerintah dan TNI/TNI AD.
3) Bidang Sosial budaya.
Dengan mengetahui dan dimilikinya pengetahuan dasar dan disiplin ilmu
yang telah didapatkan dengan meng-gunakan metode, baik metode peningkatan
Aparat Kowil maupun metode belajar mengajar di lembaga pendidikan dengan metode
studi kasus, maka diharapkan akan menajamkan cara berfikir Aparat Kowil untuk
menganalisis dan sekaligus mencari cara pemecahannya dalam bidang sosial
budaya. Sehingga diharapkan Aparat Kowil mempunyai kemampuan untuk memecahkan
permasalahan dan mampu memberikan masukan kepada Aparat Fungsional, dengan
maksud tidak ikut mencampuri fungsi orang lain, tetapi merupakan tanggung jawab
moral Aparat Kowil untuk mewujudkan kondisi keamanan di
daerahnya. Dengan demikian
Aparat Kowil telah
tanggap
/.
terhadap ...
terhadap perkembangan
kehidupan sosial masyarakat, baik masa kini dan masa depan.
4) Bidang Hankam. Aparat Kowil harus memiliki kemampuan untuk
meningkatkan dan menumbuh kembangkan kesadaran tentang hak dan kewajibannya
tentang bela negara, yang sekaligus akan
meningkatkan ketahanan nasional bangsa. Aparat Kowil pada masa kini harus mampu
menerjemahkan ulang tentang makna dari bela negara yang harus ditumbuh
kembangkan oleh warga negara, artinya bahwa bela negara pada saat ini ke depan,
bukan hanya berarti rakyat siap untuk
melaksanakan membela negara dalam bentuk secara aktif mengangkat senjata dalam menghadapi segala ancaman dari dalam
maupun dari luar negeri, seperti telah diatur dalam Sishankamrata, namun juga
harus diartikan dengan berperan sesuai dengan kemampuan dan profesi
masing-masing individu warga negara dalam membangun bangsa ke arah yang lebih
baik.
d. Peningkatan
Kualitas Lembaga Pendidikan Teritorial. Kualitas Sumber Daya Manusia dalam hal ini
Aparat Kowil sangat ditentukan oleh kualitas Lembaga Pendidikan
Teritorial, yaitu Pusat Pendidikan
Teritorial, karena Aparat Kowil merupakan hasil didik dari Lembaga Pendidikan
Teritorial. Peningkatan kualitas tersebut meliputi ; Tenaga
Pendidik/Guru/Dosen, Tenaga kependidikan/staf Lemdik, kurikulum, dan metode
belajar mengajar, serta sarana /prasaran.
1) Tenaga Pendidik (Guru/Dosen/Widyaiswara).
a) Rekruitmen Gadik, harus disesuaikan dengan kualifikasi
psikologi sebagai seorang Gadik.
b) Metode belajar mengajar menggunakan metode ceramah dan
diskusi, dengan memberikan studi kasus yang terjadi untuk didiskusikan. Diharapkan, para Serdik dapat membiasakan
olah fikir dalam memecahkan permasalahan Teritorial, sehingga dapat
meng-internalisasikan apa yang didapat dalam pendidikan dan
penataran, untuk digunakan
dalam pelaksanaan tugas yang sebenarnya.
/.
2) Kurikulum ...
2) Kurikulum Pendidikan. Perlu
upaya pembenahan kurikulum pendidikan dengan menambahkan mata pelajaran yang
berkaitan dengan berbagai permasalahan yang banyak timbul didalam masyarakat.
3) Metode
belajar mengajar. Metoda
pengajaran tidak hanya bersifat teoritis, tetapi lebih dititik beratkan pada
pengetahuan yang bersifat aplikatif melalui diskusi dan pemecahan masalah
aktual serta menerapkan di lapangan.
4) Sarana dan prasarana pendidikan. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan,
termasuk di dalamnya alins dan alongins yang memadai, buku bahan ajaran yang dapat
dibawa oleh Serdik sebagai pedoman dasar bagi pelaksanaan tugas di lapangan.
e. Peningkatan 5 kemampuan
teritorial. Aparat Kowil
senantiasa mengaplikasikan 5 kemampuan teritorial dilapangan yang antara lain :
1) Kemampuan temu cepat dan
lapor cepat. Yaitu suatu kemampuan
dimana Aparat Kowil mampu dengan cepat menemukan suatu permasalahan dan
melaporkannya dengan cepat, sehingga
kejadian tersebut dapat segera diatasi.
2) Kemampuan manajemen
teritorial. Yaitu suatu kemampuan
dimana Aparat Kowil mampu merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan
sehingga kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar.
3) Kemampuan penguasaan
wilayah. Yaitu kemampuan dimana Aparat
Kowil harus mengetahui dengan pasti kondisi medan, masyarakat dan situasi
daerah yang menjadi tanggung jawabnya.
4) Kemampuan perlawanan
rakyat. Yaitu kemampuan
mengorganisir masyarakat untuk dilatih dalam melaksanakan bela negara.
5) Kemampuan komunikasi sosial. Yaitu kemampuan Aparat Kowil dapat
bersosialisasi dengan seluruh komponen masyarakat dan beradaptasi dengan cepat
terhadap lingkungannya.
/. f.
Penugasan ...
f. Penugasan. TNI
dalam melaksanakan peran sebagai kekuatan Hankam negara dalam menerapkan sistem
Hankamrata perlu mengembangkan dan menerapkan pembinaan teritorial yang
diselenggarakan secara terpadu dengan instansi pemerintah . Dalam setiap penugasan akan dihadapi
masalah-masalah yang harus diatasi yang kadang-kadang hasilnya tidak memuaskan
atau gagal. Dengan evaluasi atau
pengkajian pelaksanaan tugas di lapangan, akan didapatkan pengalaman yang
sangat berharga untuk memantapkan profesionalisme Aparat Kowil. Aparat Kowil harus selalu peka melihat
perubahan dan mampu membawa angin segar untuk menciptakan pembaharuan sebagai
wujud pengamalan nilai Pancasila dalam segala aspek kehidupan.
g. Melengkapi
sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung.
Untuk keberhasilan
tugas dalam menghadapi perkembangan kehidupan masyarakat diperlukan sarana dan
prasarana yang mendukung tugas Aparat Kowil.
1) Alat
peralatan, antara lain : alat-alat komunikasi, seperti HT, radio, dan kendaraan
bermotor.
2) Bahan
materi/piranti lunak :
a) Bujuk tentang Kewaspadaan
Nasional dan Wawasan Nusantara.
b)
Bujuk tentang bahaya laten komunis.
c)
Buku tentang perang modern
d) Buku UU politik.
e) Buku
UU No. 9 tahun 1998 tentang cara
menyampaikan pendapat dimuka umum.
f) Buku
tentang HAM.
g) Pengetahuan
praktis pertanian dan peternakan.
h) Pengetahuan
praktis tentang kesehatan.
3) Tempat
pertemuan/balai pertemuan atau lapangan.
4) Dukungan
administrasi.
5) Bahan Kontak :
a) Bibit
tanaman.
/. b) Unggas ...
b) Unggas/bibit
ikan.
c) Obat-obatan.
d) Sembako.
e) Alat olah
raga
f) Sarana hiburan, seperti hiburan layar tancap, lawak, atau
mendatangkan kesenian lainnya.
BAB-VI
PENUTUP
18. Kesimpulan.
Dari uraian tentang Konsepsi kualitas Aparat Kowil guna menghadapi
perkembangan kehidupan sosial masyarakat dimasa depan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
dan informasi sebagai konsekuensi dari globalisasi telah membuat dunia menjadi
semakin transparan, hal ini diwarnai pula oleh isu-isu HAM, Demokrasi,
penegakkan hukum dan, lingkungan hidup yang
cenderung
membentuk sikap masyarakat yang kritis, terbuka, individualis, materialis dan
komsumtif.
b. Perkembangan
kehidupan sosial masyarakat memacu upaya untuk mencapai kesejahteraan, namun
disisi lain meningkatkan terjadinya kesenjangan sosial yang dapat menjurus ke
arah perpecahan kesatuan dan persatuan bangsa.
Kondisi tersebut menuntut peningkatan kualitas Aparat Kowil agar dapat
mengatasi perubahan kehidupan masyarakat dimasa depan.
c. Peningkatan kualitas Aparat Kowil
merupakan upaya yang harus dilaksanakan secara
konsepsional, terpadu, bertahap
dan berlanjut dengan
mempertimbangkan
/. kondisi ...
kondisi Aparat
Kowil saat ini, terutama menyangkut aspek kuantitas dan kualitas personil serta
penghayatan dan pengamalan sikap Teritorial yang diharapkan dengan
mempertimbangkan peluang-peluang yang ada.
d. Guna mencegah berulangnya penerapan
paradigma lama TNI, maka Aparat Kowil perlu dioptimalkan untuk menjembatani
perbedaan kepentingan antara TNI dan masyarakat, serta unsur pemerintah sipil,
untuk itu diperlukan kualitas Aparat Kowil selaku pelaksana di lapangan, yang
disamping harus memiliki
kemauan sekaligus juga kemampuan dan keberanian untuk menjadikan TNI
secara kelembagaan maupun personil sebagai indikator kepeloporan, baik dalam
ukuran moralitas maupun penegakan hukum dan demokrasi.
e. Kemampuan Aparat Kowil membaca sekaligus
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang senantiasa berubah akan
menimbulkan efek ganda, khususnya dalam pembentukan citra positif TNI dan akseptabilitas terhadap peran TNI
dalam pembangunan bangsa, disinilah perlunya peningkatan kreativitas Aparat
Kowil dalam pengembangan dinamika masyarakat serta pemerintah sebagai sebuah
kesatuan.
19. Saran.
Dalam upaya konsepsi kualitas Aparat Kowil guna menghadapi perkembangan
kehidupan sosial masyarakat dimasa depan disampaikan saran-saran sebagai
berikut :
a. Memprioritaskan penyempurnaan kurikulum
pendidikan, kejuruan Teritorial dengan menambahkan mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial yang dapat didaya gunakan untuk mengatasi berbagai
permasalahan aktual yang berkembang dimasayarakat.
b. Sebagai konsekuensi dari peningkatan
citra TNI dimasa depan Aparat Kowil perlu lebih proaktif dan antisipatif serta
aspiratif terhadap tuntutan masyarakat.
Aparat Kowil dimasa depan perlu membangun jaringan masyarakat yang
terdiri dari seluruh lapisan guna mendukung tugas Aparat Kowil.
c. Untuk mewujudkan peran TNI, Aparat
Kowil perlu mengedepankan ide, kreasi dan inovasi masyarakatnya. Wujud pembinaan teritorial masyarakat
perkotaan dan pedesaan perlu dirumuskan sesuai dengan kondisi dan adat budaya
setempat.
d. Perlu pendekatan budaya sebagai
landasan informasi dan komunikasi Aparat Kowil dalam upaya menyesuaikan diri
dengan keadaan perkembangan kehidupan sosial masyarakat dimasa depan secara
arif dan bijaksana.
Demikianlah tulisan ini disusun, dengan harapan
dapat bermanfaat sebagai masukan bagi Pimpinan untuk menentukan kebijakan dalam
upaya meningkatkan kualitas Aparat Kowil dalam menghadapi perkembangan
kehidupan sosial masyarakat di masa depan.
Cimahi, 5 Oktober 2005
PENULIS
MUHAMMAD
HAIDIR
NOSIS : 0009 - a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar