PENDAHULUAN
1.
Umum.
a. Daya
tempur satuan adalah totalitas kemampuan daya gerak, daya tembak, daya gempur
satuan untuk menghancurkan musuh. Untuk meningkatkan daya tempur satuan
tersebut diperlukan pembinaan yang bertahap, bertingkat dan berlanjut yang
memiliki seluruh aspek pembinaan satuan. Keberhasilan seluruh pembinaan satuan
yang dilakukan oleh pembinaan satuan yang dilakukan oleh Komandan Satuan tidak
hanya tergantung kepada sarana, macam, methoda serta tingkat dan kegiatan
latihan, akan tetapi komandan satuan harus memperhatikan faktor yang paling
dominan yakni bagaimana meningkatkan moril dan semangat prajurit, karena
kondisi moril dan semangat prajurit yang tinggi dan ditunjang oleh sarana,
macam, methoda serta tingkat dan kegiatan latihan yang benar dan efektif maka
akan terwujud daya tempur satuan yang tinggi.
b. Kondisi
semangat dan moril prajurit sangat erat hubungannya dengan disiplin, karena kondisi disiplin, karena kondisi
disiplin prujurit yang tinggi akan terwujud apabila semangat dan moril juga
tinggi. Sehingga satu sama lain sangat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan
permasalahan yang timbul pada prajurit
akan berpengaruh terhadap kondisi prajurit yang pada akhirnya akan mempengaruhi
tugas daya tempur satuan. Kondisi
disiplin prajurit satuan tempur saat ini sudah ada peningkatan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, akan tetapi masih terdapat pelanggaran yang dilakukan
oleh prajurit satuan tempur yang mencerminkan bahwa kondisi disiplin prajurit
di satuan tempur masih perlu ditingkatkan.
c. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kondisi prajurit disatuan tempur adalah latar belakang dan
motivasi prajurit serta pengaruh lingkungan satuan dan masyarakat disekitar
pangkalan. Untuk peningkatan kondisi
disiplin prajurit disatuan tempur yang dapat mewujudkan kondisi semangat, moril
dan daya tempur satuan yang tinggi perlu diupayakan langkah-langkah kegiatan
dan satuan yang dapat mempengaruhi bahkan menghilangkan faktor yang
mempengaruhi terhadap prajurit tersebut, sesuai dengan harapan pimpinan
Angkatan Darat.
2. Maksud dan Tujuan.
a. Maksud. Penulisan ini bermaksud memberikan gambaran
tentang disiplin prajurit di satuan tempur yang dapat meningkatkan daya tempur
satuan.
b. Tujuan. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada
satuan atas terhadap upaya meningkatkan
disiplin prajurit guna mewujudkan semangat dan moril serta daya tempur yang
optimal.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup pembahasan dalam tulisan ini tentang upaya meningkatkan
disiplin prajurit yang dapat memiliki daya tempur satuan, dibatasi satuan
tempur setingkat Batalyon disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Kondisi
disiplin Prajurit di satuan temput saat ini.
c. Kondisi
disiplin prajurit disatuan tempur yang diharapkan.
d. Faktor-faktor
yang mempengaruhi.
e. Upaya
meningkatkan disiplin prajurit di satuan temput.
f. Kesimpulan.
g. Penutup.
4. Pendekatan. Tulisan ini menggunakan pendekatan Empiris Pragmatis yang berdasarkan
pengalaman penulis selama bertugas di satuan tempur.
KONDISI DISIPLIN PRAJURIT DI SATUAN TEMPUR SAAT INI
5. Pelanggaran Yang sering terjadi
di Satuan Tempur
a. Pelanggaran dalam satuan .
1) Meninggalkan
satuan tanpa ijin. Kasus pelanggaran seperti ini relatif masih terjadi. Faktor
penyebab timbulnya pelanggaran ini dikarenakan persoalan yang tidak dapat
diselesaikan oleh prajurut itu sendiri, yang pada akhirnya mempengaruhi moril
dan semangat prajurit tersebut.
2) Insubordinasi / melawan
atasan. Pelanggaran seperti ini masih ada walaupun tidak banyak, bila tidak
ditangani segera maka akan berpengaruh terhadap daya tempur satuan.
3) Penyalahgunaan material. Masih terjadi prajurit di satuan tempur, menggunakan material
yang ada di satuan untuk membantu kepentingan Gerakan Pengacau Keamanan.
Misalnya memberikan bantuan munisi secara diam-diam kepada orang tertentu guna
mendukung kegiatan klandestine/GPK.
4) Pelanggaran
terhadap Permildas. Pelanggaran seperti ini banyak terjadi disatuan tempur, hal
ini dapat tercermin bahwa disiplin prajurit masih kurang. Faktor penyebab
menurunnya disiplin tersebut pada umumnya karena kondisi moril dan semangat
prajurit yang rendah.
b. Pelanggaran diluar satuan.
1) Perkelahian
antar anggota TNI maupun antara TNI dengan masyarakat. Pelanggaran ini sering
terjadi disatuan tempur, kondisi seperti ini mencerminkan kondisi disiplin yang
perlu mendapatkan perhatian.
2)
Pelanggaran
Susila.
3)
Pelanggaran
memasuki daerah hitam, berjudi dan mabuk mabukan.
4) Pelanggaran
terhadap ketentuan lingkungan masyarakat, sebagai contoh pelanggaran lain, naik
kendaraan tidak bayar, melanggar prosedur yang berlaku pada suatu instansi yang
berkaitan dengan kepentingan pribadi. Sehingga timbul kesan di kalangan
masyarakat bahwa TNI tidak disiplin.
KONDISI DISIPLIN PRAJURIT DI SATUAN TEMPUR
YANG DIHARAPKAN
6.
Kondisi disiplin di dalam satuan.
Kondisi disiplin yang diharapkan tercermin dalam tindakan / kegiatan
prajurit sebagai berikut :
a. Ketaatan
terhadap peraturan / ketentuan yang berlaku, hal ini tercermin dari penghayatan
dan pengamalan Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI serta 5
Perintah Harian Kasad.
b. Meresapi
dan mentaati Permildas dengan baik sehingga setiap prajurit mempunyai kesadaran
yang tinggii dalam melaksanakan tugas.
c. Moril setiap prajurit selalu tinggi, hal
ini dapat tercermin dalam pelaksanaan kegiatan/perintah Atasan dilaksanakan
dengan rasa penuh tanggung jawab walaupun situasi dan kondisi yang dihadapi
oleh setiap prajurit mempunyai beban yang memerlukan perhatian.
d. Mempunyai
semangat yang tinggi, hal ini dapat tercermin dalam sikap dan tingkah laku prajurit saat melaksanakan
tugas yang pantang menyerah.
e. Tidak
adanya pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit yang menyangkut pelanggaran
disiplin, pelanggaran hukum perdata maupun pelanggaran hukum pidana.
f. Terciptanya
kerjasama yang erat pada bawahan dan unsur Pimpinan dalam setiap pelaksanaan
tugas.
g. Setiap
tugas yang dibebankan kepada satuan dapat dilaksanakan oleh seluruh prajurit
dengan penuh rasa tanggung jawab agar tercipta hasil yang optimal.
h. Adanya
kepercayaan yang penuh dari satuan prajurit terhadap atasannya.
i.
Tingkat kesadaran yang tinggi dari setiap
prajurit akan kedudukan dan peranannya sebagai prajurit yang mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
7. Kondisi keluar satuan.
a. Menunjukkan
sikap yang memancarkan keteladanan terhadap lingkungan serta peka terhadap
nilai-nilai sosial dan kepedulian sosial.
b. Menunjukkan
sikap mental yang pantang menyerah disertai dengan kesadaran yang tinggi dan
menjadi pelopor dalam lingkungannya tercermin adanya kepercayaan diri,
kebanggaan terhadap kesatuannya serta
daya tahan dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan.
c. Mentaati
semua peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
8. Latar Belakang kehidupan Prajurit.
a. Kehidupan
sebelum menjadi militer banyak mempengaruhi watak prajurit yang tidak dapat
diubah selama pendidikan pembentukan. Sebagai contoh akibat pengaruh kondisi ekonomi maupun persoalan
lingkungan keluarganya.
b. Motivasi. Semangat untuk menjadi prajurit pada umumnya
dilandasi dengan tujuan mencari makan. Sehingga akan banyak berpengaruh terhadap jiwa pengabdian prajurit
kepada Negara.
c. Kehidupan
setelah menjadi militer banyak mempengaruhi individu prajurit yang tidak
berasil pada proses pembentukan kepribadian mereka sehingga untuk menyesuaikan
dengan kehidupan yang teratur dan penuh ketentuan/peraturan. Sehingga timbul reaksi yang agresif atau
menentang.
9. Pengaruh Lingkungan Satuan.
a. Kurangnya
penghayatan terhadap ketentuan dan norma yang berlaku, hal ini disebabkan
karena individu kurang menyadari apa yang menjadi hak dan kewajiban
masing-masing.
b. Kualitas
kepemimpinan.
1) Masih
terdapat unsur pimpinan yang menempatkan dirinya sebagai Komandan, sehingga
tidak dapat membina bawahannya.
2) Pada
umumnya unsur pimpinan masih banyak yang kurang berani mengoreksi, membetulkan
kesalahan yang dilakukan oleh anggotanya. Hal ini disebabkan kurang mendalami pengetahuan praktis yang harus
diketahui oleh seorang pimpinan.
3) Masih
banyak unsur pimpinan yang tidak dapat memberikan kontak kepada anak buahnya,
kondisi seperti ini sangat mempengaruhi kondisi disiplin, moril dan semangat
pajurit.
c. Kesejahteraan. Faktor kesejahteraan sangat mempengaruhi
moril dan semangat prajurit di satuan tempur yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pola disiplin satuan, masalah yang dihadapi prajurit :
1) Kurangnya
sarana hiburan di satuan khususnya untuk prajurit bujangan.
2) Prasarana
perubahan yang ada dipangkalan / asrama kurang memadai khususnya kebutuhan air,
memaksa prajurit menyisihkan sebagian waktu untuk mengambil / antri air guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh keluarganya.
3) Relatif
kurang seimbang antara penghasilan dan kondisi harga barang yang dibutuhkan,
sehingga ada usaha prajurit untuk mencari tambahan diluar.
9. Pengaruh lingkungan masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat disekitar tempat tingal prajurit / Asrama
sangat berpengaruh terhadap pembinaan disiplin di satuan. Beberapa kondisi yang mempengaruhi disiplin prajurit antara lain :
a. Adanya kecenderungan pola hidup masyarakat
gotong royong berubah kearah kearah pola hidup yang bersifat individualis atau
egoistis.
b. Pola
hidup sederhana yang tadinya dianut masyarakat telah bergeser kearah pola hidup
konsumtif, sehingga mempengaruhi sendi hidup perorangan dalam masyarakat.
c. Struktur
kekeluargaan yang luas dan akrab berubah kearah struktur kekeluargaan yang
sempit.
d. Ambisi
di bidang karier dan mengejar materi cenderung mengganggu antar pribadi di dalam
masyarakat dan keluarga.
UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN PRAJURIT
DI SATUAN TEMPUR
10. Subjek, Objek dan Methode dalam
meningkatkan Disiplin Prajurit
a. Subjek. Semua unsur pimpinan mulai tingkat Danru keatas merupakan Subjek, yang
dituntut untuk memiliki tingkat kesadaran dan displin yang mantap, mampu
mengkomunikasikan antara yang harus ditaati oleh prajurit dan mengawasi
pelaksanaannya. Untuk mendukung
keberhasilan dalam meningkatkan disiplin maka unsur pimpinan dituntut hal-hal
sebagai berikut :
1) Mampu
mengaplikasikan peranan / kedudukannya sebagai Komandan, Pimpinan, Bapak dan
Pelatih pada saat yang tepat, pada kondisi seperti sekarang ini dituntut untuk
lebih banyak memerankan dirinya sebagai Bapak dari pada sebagai Komandan.
2) Seorang
pimpinan harus mempunyai kemampuan yang lebih dari anggotanya, sehingga dapat
diakui oleh anak buahnya.
3) Mampu
untuk mengoreksi dan mengarahkan kesalahan yang dilakukan anak buahnya sehingga
dapat dimengerti dan dapat diperbaiki oleh prajurit.
b. Objek. Yang menjadi objek peningkatan disiplin
prajurit di satuan tempur adalah seluruh prajurit yang ada, mulai dari prajurit
terendah s/d Komandan Batalyon, hal ini sebagai konsekuensi logis bahwa setiap
individu yang ada di satuan tempur dituntut untuk mematuhi, mentaati semua
ketentuan peraturan dan norma yang berlaku bagi prajurit TNI.
c. Metode. Metode
peningkatan disiplin di satuan tempur antara lain dapat digunakan sebagai
berikut :
1) Metode keteladanan. Unsur pimpinan dituntut mempunyai
kelebihan dari segi ilmu, fisik dan ketrampilan dilapangan, disamping itu dapat
memberikan contoh yang nyata dari pelaksanaan segala ketentuan yang berlaku
apabila semua unsur pimpinan sudah dapat memberikan contoh maka sudah barang
tentu mengikuti langkah-langkah yang diambil oleh pimpinan.
2) Metode
Pimpinan. Pembentukan disiplin melalui
metode pembinaan pada dasarnya menumbuhkan, memelihara dan memperkuat tingakh
laku yang tidak dikehendaki atau dapat diterima dan sebaliknya menghilangkan
tingkah laku yang tidak dikehendaki, langkah yang dapat
dilakukan antara lain :
a) Memberikan
hadiah/penghargaan terhadap prestasi yang dilakukan oleh
anggota.
anggota.
b) Memberikan
sangsi terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh
anggota secara fungsional, sangsi harus rasional, aktual, adil dan bersifat
mendidik.
anggota secara fungsional, sangsi harus rasional, aktual, adil dan bersifat
mendidik.
3) Metode
edukatif. Memberikan penjelasan,
pendidikan dan pengarahan terhadap anggota secara rutin melalui jam Komandan,
tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh prajurit.
4) Metode
Persuasif. Metode ini dimaksudkan
untuk menumbuhkan kesadaran seluruh anggota agar ikut aktif dalam setiap usaha
untuk menegakkan disiplin baik dalam tubuh satuan maupun di luar satuan. Agar metode ini dapat berjalan harus
diimbangi dengan keteledanan dari unsur pimpinan.
5) Metode
Refresif. Metode ini digunakan pada
tahap terakhir apabila dengan metode lain tidak diperbaiki, metode ini harus
dilakukan dengan tegas dan bijaksana.
11. Upaya menciptakan iklim yang menunjang. Unsur kejiwaan yang meliputi moril, disiplin, kepemimpinan, jiwa korsa
dan motivasi mempunyai pengaruh timbal balik dalam mewujudkan iklim yang
menguntungkan untuk meningkatkan disiplin prajurit. Beberapa upaya yang harus dilaksanakan antara
lain :
a. Upaya
meningkatkan motivasi prajurit. Motivasi adalah semangat yang berdasarkan kesadaran untuk apa ia
berbuat, berjuang dan berkorban, upaya meningkatkan motivasi prajurit harus
diperhatikan keseimbangannya antara hak dan kewajiban, adapun langkah - langkah
praktis yang harus dilaksanakan antara lain
:
1) Berikan
penjelasan kepada prajurit tentang pokok keinginan pimpinan terutama peran dan
andil prajurit dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada satuan.
2) Jelaskan
apa yang menjadi haknya, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan selama
melaksanakan tugasnya.
3) Timbulkan
kepercayaan pada diri sendiri pada setiap prajurit, kepercayaan yang penuh
kepada pimpinan dan kepada setiap petugas yang diberikan kepada atasannya.
4) Serahkan
prinsip-prinsip pembinaan personil secara tepat dan konsekwen.
5) Berikan
penghargaan kepada setiap prajurit yang berprestasi dan berikan sangsi/hukuman
bagi prajurit yang melakukan pelanggaran.
6) Berikan
contoh dari setiap unsur pimpinan bahwa apa yang dilakukan semata-mata untuk
kepentingan satuan bukan untuk kepentingan pribadi.
7) Prajurit
dan keluarganya diajak bertukar pikiran dalam upaya pembinaan satuan.
b. Upaya meningkatkan moril dan
kesejahteraan prajurit.
1) Kendalikan
penerimaan gaji anggota, dengan cara :
a) Membatasi
penerimaan minimal penghasilan bersih setiap prajurit setelah
dipotong pinjaman yang bersangkutan
b) Batasi upaya anggota untuk mencari kemudahan dengan jalan bon atau
pinjaman.
c) Tentukan dengan tegas potongan apa saja yang boleh dimasukkan dalam
daftar gaji.
d) Adakan pengawasan dengan ketat setiap bulan sebelum penerimaan gaji.
dipotong pinjaman yang bersangkutan
b) Batasi upaya anggota untuk mencari kemudahan dengan jalan bon atau
pinjaman.
c) Tentukan dengan tegas potongan apa saja yang boleh dimasukkan dalam
daftar gaji.
d) Adakan pengawasan dengan ketat setiap bulan sebelum penerimaan gaji.
2) Berikan
kesempatan bagi prajurit dengan keluarganya untuk merekreasi atau liburan lain
sesuai kondisi satuan.
3) Tingkatkan
peran Koperasi, koperasi merupakan salah satu sarana untuk memberikan
kesejahteraan kepada prajurit, untuk itu agar diupayakan peran Koperasi dapat
dirasakan membantu kebutuhan sehari-hari.
4) Tingkatkan
peran khusus pimpinan dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh setiap
prajurit, kegiatan nyata yang harus dilaksanakan adalah ketahuilah
permasalahannya yang dihadapi oleh setiap prajurit yang dipimpin, kemudian
pecahkan masalah tersebut bersama prajurit tersebut sampai tuntas. Apabila tidak mampu dipecahkan oleh unsur
pimpinan paling bawah salurkan kepada Komandan Batalyon.
5) Perhatikan
masalah perumahan untuk prajurit, unsur Komandan berusaha semaksimal mungkin
untuk membantu masalah sarana perumahan yang diperlukan oleh prajurit. Hal ini dapat dilakukan dengan membenahi
prasarana rumah yang sudah ada dengan mengutamakan fasilitas penting seperti
air, yang selama ini selalu menjadi problema anggota.
6) Berikan
kesempatan bagi prajurit yang berprestasi untuk mengembangkan diri melalui
pendidikan dan kenaikan pangkat yang selektif.
7) Usahakan
pembinaan terhadap keluarga prajurit dengan membekali ketrampilan khususnya
yang dapat menghasilkan, untuk membantu penghasilan suami.
12. Langkah-langkah penerapan disiplin. Setelah kita mengetahui subjek, objek, metode
dan upaya menciptakan iklim pendukung dalam rangka menciptakan disiplin
prajurit di satuan tempur, maka perlu dilaksanakan langkah-langkah penerapan
displin secara nyata kepada Perwira, Bintara dan Tamtama serta keluarga
dilingkungan satuan tempur, langkah-langkah tersebut dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Terhadap Perwira.
1) Berikan
penyegaran kembali tentang ketentuan / peraturan yang berlaku dalam kehidupan
Militer, diharapkan agar Perwira menguasai dan mampu melaksanakan Peraturan,
ketentuan-ketentuan tersebut tanpa cacat. Dengan demikian Perwira tersebut harus mampu mengarahkan, memperbaiki
serta memberikan contoh kepada anggotanya
2) Berikan
penyegaran kembali tentang ilmu kepemimpinan terhadap aplikasinya dilapangan.
3) Tekankan
agar dalam mengambil tindakan terhadap anggota agar memperhatikan rantai
Komando dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada unsur Pimpinan bawahan
untuk menerapkan kepemimpinannya.
4) Bila
kekompakan diantara Perwira dan upayakan setiap tindakan / kegiatan sesuai
dengan petunjuk pimpinan.
b. Terhadap Bintara.
1) Berikan
penyegaran kepada para Bintara tentang ketentuan yang harus ditaati oleh
prajurit bawahannya.
2) Berikan
kesempatan sebanyak-banyaknya waktu kepada Bintara untuk memerankan dirinya
sebagai tulang pungggung satuan ( The Back Bone Of The Unit ).
3) Berikan
tanggung jawab yang penuh terhadap setiap kegiatan / latihan dan pelaksanaan
terhadap ketentuan yang berlaku.
4) Mampu
menerapkan kepemimpinan lapangan yang dapat dirasakan langsung oleh
prajurit.Sekaligus sebagai suri
tauladan dalam setiap tingkah laku dan perbuatan.
5) Berikan
rangsangan khusus bagi para pejabat Baton, Batih, Bati Siops dalam meningkatkan
motivasi serta memungkinkan menjadi tauladan dalam setiap penampilan di depan
prajurit bawahannya.
c. Terhadap Tamtama.
1) Berikan
penjelasan dan penyegaran kembali tentang ketentuan / peraturan yang harus
ditaati yang dititik beratkan kepada Permildas.
2) Berikan
penjelasan apa yang harus dituntut dari mereka. Peran dan andilnya dalam melaksanakan tugas
pokok dan latar belakang setiap tugas yang dilaksanakan. Hal ini dilaksanakan untuk menggugah
kesadaran mereka dalam mematuhi ketentuan/peraturan tersebut.
3) Tunjukkan
tindakan yang nyata upaya Pimpinan dalam membantu memecahkan masalah yang harus
dihadapi oleh setiap prajurit bawahannya. Sehingga menimbulkan kepercayaan yang penuh kepada Pimpinannya.
4) Berikan
tindakan yang tegas terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit
sesuai dengan aturan yang berlaku.
5) Adakan penyuluhan hukum secara teratur, bekerjasama dengan aparat
penegak hukum seperti Denpom, Kumdam dan Kepolisian.
6) Adakan
perlombaan pembinaan disiplin antar Kompi secara teratur, kepada pemenang
diberikan penghargaan yang dapat diketahui oleh seluruh anggota.
d. Terhadap Keluarga prajurit.
1) Penyuluhan bagi istri prajurit melalui jalur Persit dititik beratkan kepada :
a) Upaya
menciptakan keharmonisan keluarga.
b) Mendidik
hak-hak agar tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.
c) Tanamkan pola hidup sederhana.
d) Pengamalan
P-4.
2) Tingkatkan
pembinaan anak remaja komplek dengan kegiatan pramuka, Karang Taruna dan
kegiatan lain yang positif.
KESIMPULAN
13. Sebagai Kesimpulan
dari tulisan ini dapat disampaikan beberapa hal yakni :
a. Kondisi
displin di Satuan Tempur perlu ditingkatkan, sehingga dapat mendukung
terwujudnya daya tempur yang tinggi.
b. Untuk
meningkatkan disiplin prajurit satuan tempur perlu dilaksanakan hal-hal sebagai
berikut :
1) Pembinaan
terhadap Subjek, Objek dengan menggunakan methode keteladanan, pembinaan,
edukatif, persuasif dan refresif.
2) Menciptakan
iklim yang mendukung dengan meningkatkan motivasi kesejahteraan dan moril
anggota.
3) Melaksanakan
langkah-langkah penerapan disiplin terhadap Perwira, Bintara, Tamtama dan
Keluarga Prajurit.
P E N U T U P
Demikianlah
tulisan ini yang mengemukakan pokok-pokok pikiran tentang upaya meningkatkan
disiplin dan daya tempur prajurit disatuan tempur, mudah-mudahan berguna bagi unsur Pimpinan di Jajaran TNI-AD.
P E N U L I S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar